Burung pipit mati mendadak di Cirebon

Heboh Video Burung Pipit Mati Mendadak Secara Massal, Ada Apa Ya?

Burung pipit mati mendadak secara massal terjadi di Cirebon, Selasa (14/9). Peristiwa tersebut terjadi di Balai Kota Cirebon, Jawa Barat.

Peristiwa kematian burung pipit secara massal itu pertama kali diketahui pegawai, sekira pukul 06.00 WIB.

Pegawai kemudian membuat video atas peristiwa langka tersebut. Dan kemudian menyebar di media sosial.

Dinas Ketahanan Pangan Pertanian dan Peternakan (DKPPP) Cirebon telah datang langsung ke lokasi.

DKPPP juga menerjunkan tim dari UPT Pelayanan Veteriner DKPPP Kota Cirebon dan tim dari lab UPTD Balai Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat (BKHKMV) untuk meneliti peristiwa langka ini.

Dinas Ketahanan Pangan Pertanian dan Peternakan (DKPPP) Cirebon langsung meninjau peristiwa mati massal burung pipit. DKPPP juga menerjunkan tim dari UPT Pelayanan Veteriner DKPPP Kota Cirebon dan tim dari lab UPTD Balai Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner (BKHKMV) untuk meneliti peristiwa itu.

“Nanti pengujiannya PCR burung itu dilakukan di Bandung, Losari atau Subang. Ini memang pertama kali terjadi di Kota Cirebon,” kata Tim Medis Veteriner DKPPPP Kota Cirebon, Tri Angka, seperti dinukil dari detik.com

Tonton disini kematian mendadak burung pipit secara massal. 

Sebelumnya terjadi di Bali

Sebelumnya, peristiwa kematian burung pipit secara massal ini juga terjadi di lokasi kuburan Banjar Sema, Desa Pering, Kecamatan Blahbatuh, Kabupaten Gianyar, Bali.

Peristiwa itu terjadi pada Kamis (9/9) sekitar pukul 09.00 WITA.

Menurut perekam video, Kadek Sutika, ia menemukan burung-burung berjatuhan itu saat pulang dari tempat tinggal temannya. Saat itu cuacanya sedang hujan.

“Awalnya pagi itu saya mau baru berangkat kerja dan sedang hujan. (Karena hujan) saya cari dulu teman saya yang tak ajak kerja. Tapi teman saya mengatakan, nggak jadi kerja karena hujan,” jelas Sutika.

“(Saat pulang) saya lihat ke kuburan saya lihat anak-anak yang mengambil-ambil burung itu. Saya lihat ke kuburan, saya lihat ada banyak burung di bawah pohon, ada yang mati, ada yang masih hidup,” ujarnya.

Menurut Sutika, burung-burung yang berjatuhan ke tanah itu berada di bawah pohon asem di kuburan Banjar Sema. Awalnya burung-burung tersebut tidur di atas pohon.

“Awalnya sering tidur burung di pohon asem itu. Banyak ada burung di sana, tapi baru lima hari burung di sana, dulu tidak ada. Dua ada pohon asem di sana. Asem kembar rasanya itu,” tuturnya.

Sore harinya, burung-burung yang mati berjatuhan di tanah itu sudah dikubur. Sutika menyebut jumlah burung yang berjatuhan itu sekitar seribu ekor.

BKSDA Bali menduga fenomena itu terjadi karena saat itu cuaca dipengaruhi hujan asam. Namun dia mengaku belum mengetahui pasti penyebab peristiwa itu.

Namun pada Jumat (10/9), BKSDA Bali menyampaikan dugaan baru kematian burung pipit yang viral di Bali. Burung-burung tersebut diduga mati karena keracunan pestisida.

“Dugaan kami adalah perilaku masyarakat yang menggunakan pestisida non-alami di sekitar Desa Pering tersebut. Jadi dugaan saya adalah burung-burung tersebut keracunan dari pestisida tersebut,” kata Kepala Subbagian Tata Usaha BKSDA Bali Prawona Meruanto.

Selain karena keracunan, dugaan lain burung-burung tersebut mati karena curah hujan yang tinggi dan mengandung asam. Kondisi itu disinyalir menyebabkan burung tersebut jatuh dan mati.

“Burung-burung tersebut karena curah hujan yang cukup tinggi dan mungkin sedikit mengandung asam air hujan tersebut sehingga mengakibatkan burung-burung itu terjatuh,” jelas Antok. (*)